MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI
&
PERAN DAN TEKNIK PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN
1.
Pengertian
manajemen konflik
2.
Perubahan
pandangan tentang konflik
3.
Jenis-jenis
konflik
4.
Metode-metode
pengelolaan konflik
5.
Factor-faktor
yang mepengaruhi konflik
6.
Metode
penanganan konflik
7.
Konflik
structural
8.
Konflik
Lini dan Staf
9.
Kesimpulan
MANAJEMEN
KONFLIK
Konflik
organisasi adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih anggota organisasi
atau kelompok, karena harus membagi sumberdaya yang langka, atau aktifitas
kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan
yang berbeda.
Perbedaan antara
konflik dengan persaingan (kompetisi) terletak pada apakah salah satu pihak
dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuannya? *25 kompetisi terjadi, apabila tujua kedua belah pihak tidak sesuai,
akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling mengganggu. Sebagai contoh dua
bagian pemasaran computer yang saling bersaing dalam satu organisasi, dimana
kedua bagian tersebut siapakah yang pertama-tama mencapai atau memenuhi kuota
penjualan yang paling banyak. Jika dalam hal ini tidak ada kemungkinan untuk
mencampuri usaha pihak lain dalam mencapai tujuannya, maka terjadilah
kompetisi, akan tetapi apabila ada kemungkinan untuk mencampuri itu dan memang
dilakukan, terjadian konflik.
Sedang kerjasama (kooperasi) terjadi bila dua
atau lebih pihak yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama *26. Ada kemungkinan konflik dan
kerjasama berdampingan, lawan kerjasama ialah bukan konflik, tetapi tidak ada
kerjasama. Sebagai contoh anda setuju pada suatu tujuan, tetapi anda tidak
setuju dengan cara pencapaian tujuan tersebut. Manajemen konflik ( pengelolaan konflik) berarti bahwa para manajer
harus berusaha menemukan cara untuk mengembangkan konflik dan koperasi.
PERUBAHAN
PANDANGAN TENTANG KONFLIK
Sikap terhadap
konflik demi organisasi telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Stephen
P. Robbins telah meneliti evolusi ini dan menjelaskan tentang adanya perbedaan
antara pandangan tradisional dengan pandangan interaksi. *27 konflik dapat fungsinal ataupun berperan salah (dysfunctional)
secara sederhana bahwa konflik mempunyai potensi bagi pengembangan
atau pengagnggu
pelaksanaan kegiatan organisasi tergantung kepada cara pengelolaannya. Segi
fungsional konflik antara lain : 1) manajer menemukan cara penggunaan dana yang
lebih baik; 2) lebih mempersatukan para anggota;3) menemukan cara perbaikan
prestasi organisasi dan;4) penggantian manajer baru yang lebih cakap dan
semangat
Dalam gambar
diatas terdapat tingkat konflik fungsional optimal, dimana performance
organisasi adalah maksimum. Bila konflik terlalu rendah, maka performance
organisasidapat menghadapi stagnasi. Jika tingkat konflik terlalu tinggi, maka
kekacauan dan perpecahan macam kehidupan organisasi.
Pandangan
Lama dan Baru mengenai Konflik
( Old and Current Views of Conflict)
.1 Pandangan Lama
1.
Konflik dapat di hindarkan
2.
Konflik disebabkan oleh
kesalah-kesalahan manajemen dalam perancangan dan pengelolaan organisasi atau
oleh pengacau.
3.
Konflik menganggu organisasi dan
menghalangi pelaksanaan optimal
4.
Tugas manajemen adalah menghilangkan
konflik
5.
Pelaksanaan kegiatan organisasi yang
optimal membutuhkan penghapusan konflik
2 Pandangan Baru
1.
Konflik tidak dapat dihindarkan
2.
yang tidak dapat dihindarkan, perbedaan
dalam persepsi dan nilai-nilai pribadi dan sebagainya
3.
Konflik sangat membantu atau menghambat
pelaksanaan kegiatan organisasi dalam berbagai drajat
4.
Tugas manajemen adalah mengelola tingkat
konflik dan penyesuaian
5.
Pelaksanaan kegiatan organisasi yang
optimal membutuhan tingkat konflik yang moderat
JENIS-JENIS KONFLIK
Ada lima jenis (tipe) konflik dalam
kehidupan organisasi yaitu:
.1 Konflik
didalam individu :
Konflik ini
timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana Yang harus
dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila
individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.Konflik antara individu dalam
organisasi yang sama :
Konflik ini
timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau
perbedaan-perbedaan kepribadian.
3.Konflik antara individu dan kelompok :
Konflik ini berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja
mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena melanggar norma-norma kelompok.
4.Konflik antar
kelompok dalam organisasi yang sama :
Adanya pertentangan kepentingan antar
kelompok.
1.Konflik antar
organisasi :
Akibat
adanya bentuk persaingan ekonomi dalam system perekonomian suatu negara.
Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru,
teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya yang
tersedia secara lebih efisien.
METODE-METODE PENGELOLAAN KONFLIK
1. Metode Simulasi Konflik
Metode
ini di namakan untuk menimbulkan rangsangan karyawan,karena karyawan pasif yang
disebabkan oleh situasi dimana konflik terlalu rendah. Rintangan semacam ini
harus diatasi oleh manajer untuk merangsang konflik yang produktif.
Metode
simulasi konflik meliputi: 1) pemasukan atau penempatan orang luar kedalam
kelompok; 2) penyusunan kembali organisasi; 3) penawaran bonus, pembyaran
intensif dan penghargaan untuk mendorong persaingan; 4) pemilihan manajer-manajer
yang tepat, dan 5) perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KONFLIK
Faktor-faktor yang mempengaruhi Konflik Dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.
1. Faktor Intern
Kemantapan organisasi
Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya. Analoginya dalah seseorang yang matang mempunyai pandangan hidup luas, mengenal dan menghargai perbedaan nilai dan lain-lain.
·
Sistem
nilai
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
·
Tujuan
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya.
·
Sistem
lain dalam organisasi
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dalam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain. Dalam hal sistem komunikasi misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang mudah.
2. Faktor Ekstern
·
Keterbatasan
sumber daya
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
·
Kekaburan
aturan/norma di masyarakat
Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak. Derajat ketergantungan dengan pihak lain. Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak. Derajat ketergantungan dengan pihak lain. Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
·
Pola
interaksi dengan pihak lain
Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.
Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan penyesuaian diri.
METODE
PENANGANAN KONFLIK
Metode
ini di pusatkan pada tindakan paera manager yang dapat secara langsung
mempengaruhi pihak-pihak yang bertentangan.
Ada
tiga metode penyelesaian yang sering di gunakan yaitu:
1 Dominasi dan
Penekanan
Meode
ini dapat terjadi melalui cara-cara: 1) kekerasan (forcing) yang bersifat
penekanan otokratik; 2) penenangan (smooling) yaitu cara yang lebih diplomatis;
3) penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi
yang tegas; 4) penentuan melalui suara
terbanyak (majority rule) mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok
dengan melakukan pemungutan suara (volting) melalui prosedur yang adil.
2 Kompromi (compromise)
Manager
mencari jalan keluar yang dapat di terima oleh pihak-pihak yang saling
berselisih untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Keputusan di capai melalui
kompromi bukannya membiarkan pihak-pihak yang berkonflik merasa tenggalam dalam
frustasi dan bermusuhan. Akan tetapi kompromi merupakan metode yang lemahuntuk
menyelesaikan konflik, karena biasanya tidak menghasilkan penyelesain yang
dapat membantu untuktercapainya tujuan oranisasi. Bentuk-bentuk kompromi
meliputi : pemisahan (separation),
dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan dipisahkan sampai mereka menyetujui
: abitrasi (perwasitan), dimana
pihak-pihak yang berkonflik tunduk kepada pihak ketiga ; kembali ke peraturan yang berlaku, penyelesaian berpedoman kepada
peraturan (resort to rules) dimana kemacetan dikembalikan kepada pada etentuan
yang tertulis yang berlaku dan membiarkan peraturan yang memutuskan
penyelesaian konflik : penyuapan
(bribing), dimana salah satu pihak menerima beberapa kompensasi sebagai
imbalan untuk mengakhiri konflik.
3 Pemecahan
masalah secara menyeluruh :
Dengan
metode ini konflik antar kelompok di ubah menjadi situasi diamana
kelompok-kelompok yang sedang berselisih bersama-sama berusaha mencari
penyelesaian bagi masalah yang timbul yang dapat di terima di semua pihak. Hal
ini manager perlu mendorong bawahannya, agar berkerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, melakukan pertukaran gagasan secara bebas, dan menekankan
usaha-usaha pencarian penyelesain inegratif.
Ada
tiga metode untuk menyelesaikan konflik, yaitu :
·
Konsensus,
dimana pihak-pihak mengadakan pertemuan untuk mencari pemecahan-pemecahan
terbaik, bukan mencari kemenangan bagi masing-masing pihak.
·
Metode
Konfrontasi¸dimana pihak-pihak yang saling berhadapan menyatakan
pandangannya secara langsung satu sama lain, dengan kepimpinan yang trampil dan
kesediaan semua pihak untuk mendahulukan kepentingan bersama, kerap kali
dapat ditemuakan penyelesaian yang rasional.
·
Penggunaan
tujuan-tujuan yang lebih tinggi, dapat juga menjadi metode penyelesaian
konflik bila tujuan tersebut disetujuin bersama.
KONFLIK SRTUKTURAL :
1.
Konflik
Hirarki,
Konflik yang
terjadi di berbagai tingkatan organisasi. Contoh konflik manajemen puncak
dengan manajemen menengah, konflik atara manager dengan karyawan.
2.
Konflik Fungsional,
Konflik yang
terjadi antar departemen fungsional organisasi. Contoh : konflik antar bagian
produksi degan bagian pemasaran, bagian personaliadengan bagian produksi dan
sebagainya.
3.
Konflik
Linistaf,
Konflik yang
terjadi antara lini dengan staf, karena ada perbedaan-perbedaan di antara
keduanya.
4.
Konflik
Formal informal,
Konflik yang terjadi antara organisasi
formal dan informal.
a. KONFLIK LINI DAN STAF
Bentuk umum dari
konflik organisai adalah konflik antara para anggota lini dan staf. Perbedaan
ini memungkinkan para anggota lini dan staf untuk melaksanakan tugas mereka
masing-masing secara efektif.
1.
Pandangan
lini :
Para anggota
lini berpendapat bahwa para anggota staf mempunyai emapat keluarga :
1. Staf
melampaui wewenangnya
2. Staf tidak
memberikanadvis yang sehat
3. Staf
menumpang keberhasilan lini
4. Staf
mempunyai prespektif yang sempit
2.
Pandangan
staf :
1. Lini
tidak mau meminta bantuan staf pada waktu yang tepat
2. Lini
menolak gagasan baru
3. Memberi
wewenang yang terlalu kecil kepada staf
3.
Penanggulangan
konflik dan staf :
1. Penegasan
tentang tanggung jawabnya
2. Pengintegrasian
kegiatan-kegiatan
3. Mengajarkan
lini untuk menggunakan staf
4. Mendapatkan
pertanggungajawaban staf atas hasil-hasil
PERAN DAN
TEKNIK PENGENDALIAN DALAM MANAJEMEN
1.
Pengertian pengendalian
2.
Jenis-jenis pengendalian
3.
Proses pengendalian
4.
Karakteristik pengendalian efektif
5.
Perancangan sistem pengendalian
6.
Pengendalian keuangan
7.
Metode pengendalian anggara
8.
Jenis-jenis anggaran
PENGERTIAN
PENGENDALIAN
Pengendalian/Pengawasan adalah proses dalam menetapkan
ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil
yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
(Schermerhorn,2002)
Pengendalian/Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa
segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
(Stoner,Freeman,&Gilbert,1995)
Pengendalian juga dapat diartikan yaitu bagian dari pengetahuan prilaku
terapan (applied behavioral science) yaitu berbagai cara melakukan mengenai
cara menjalankan dan mengendalikan perusahaaan atau organisasi yang dianggap
baik. Yang dimaksud dari “Dianggap baik” yaitu :
Tolak ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi yang berjalan
secara efisien, efektif dan produktif.
Apresiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.
Alasan
melakukan pengendalian/pengawasan adalah :
1.
Kemungkinan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan.
2.
Kemungkinan terjadinya kesalahfahaman pihak perencana dan pelaksana.
3.
Kemungkinan kurangnya penjabaran pekerjaan.
4.
Kemungkinan bawahan kurang menguasai pekerjaan.
Tujuan
utama dari pengendalian adalah untuk mencegah adanya penyimpangan atau
setidaknya memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi. Sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Mekanisme
pengendalian/pengawasan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Penetapan standar kegiatan
2.
Menyusun umpan balik (feedback)
3.
Pembandingan kegiatan dengan standar
4.
Mengukur penyimpangan
5.
Melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan
Jadi pengendalian dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari
beberapa subsistem yang saling berhubungan untuk membantu manajemen suatu
organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya melalaui strategi tertentu
secara efisien dan efektif dan untuk
mencegah adanya penyimpangan atau setidaknya memperkecil kesalahan yang
mungkin akan terjadi.
JENIS-JENIS PENGENDALIAN
1.Pengendalian Pendahuluan
Pengendalian ini memastikan bahwa
sebelum kegiatan dimulai, maka sumber daya manusia, bahan dan modal yang
diperlukan sudah dianggarkan sehingga bilaman kegiatan dilakukan, maka sumber
daya tersebut tersedia, baik menyangkut jenis, kualitas, kuantitas, maupun
sesuai dengan kebutuhan.
2. Pengendalian Bersamaan
Dalam hal ini, manajer melakukan fungsi pengarahan
kepada pekerjaan bawahannya. Pengarahan yang dimaksud, yaitu melalui tindakan
ketika mereka memberikan instruksi kepada bawahan dalam berbagai metode dan
prosedur yang layak serta mengawasi pekerjaan bawahan untuk menjamin supaya
pekerjaan dikerjakan dengan baik.
3. Pengendalian Umpan Balik
Sistem pengendalian umpan balik biasanya berfokus pada
hasil-hasil akhir sebagai dasar perbaikan berbagai tindakan masa depan. Metode
umpan balik yang dipakai dalam bisnis meliputi analisis laporan keuangan,
pengendalian kualitas, dan evaluasi kinerja karyawan.
PROSES PENGENDALIAN
Menurut Robbins dan Coulters, proses pengendalian
terdiri dari 4 aktifitas yaitu:
Penetapan tujuan (goal setting), pengukuran
(measuring), membandingkan kinerja actual dengan standar kinerja (comparing
actual permfomance against standard) dan tindakan manajerial (managerial
action).
Penetapan tujuan diawali dengan adanya penetapan
terlebih dahulu berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, strategi
untuk mencapai tujuan tersebut sampai penentuan anggaran yang menunjukan
rencana alokasi masing-masing sumber daya organisasi perusahaan dalam menunjang
pencapaian tujuan.
Pengukuran merupakan penetapan satuan numeric terhadap
suau objek yang di ukur. Aktifitas pengukuran menyangkut 2 hal :
1.
Pengukuran
berkaitan dengan apa yang di ukur.
2.
Pengukuran
berkaitan dengan bagaimana pengukuran dilakukan.
Membandingkan
merupakan proses membandingkan kinerja actual dengan starndard kinerja dan
berbagai tujuan yang telah ditetapkan tujuan maupun standard ditetapkan pada
tahap perencanaan (planning).
Tindakan
managerial langkah terakhir dari proses pengendalian adalah melakukan evaluasi
terhadap kinerja yang dicapai organisasi secara keseluruan maupun pencapaian
kinerja individu.
KARAKTERISTIK
PENGENDALAIN YANG EFEKTIF
Ciri-ciri
dari pengendalian yang efektif
•
Proses berawal ketika director mencari informasi tentang aktivitas, director
ini dapat berupa system informasi baik formal maupun informal, yang menyediakan
informasi kepada pimpinan mengenai apa yang terjadi di dalam suatu aktifitas.
•
Setelah informasi diperoleh , aktifitas yang terekam di dalamnya dibandingkan
dengan standart atau patokan berupa criteria mengenai apa yang
seharusnya dilaksanakan dan seberapa jauh juga pembenaran.
•
Proses perbaiakn dilaksanakan oleh efektir, sehingga penyimpangan-penyimpangan
diubah agar kegiatan kembali mengikuti criteria yang telah ditetapkan.
•
Begitulah propses pengendalian manajemen , dinamis dan berkelanjutan.
PERANCANGAN
SISTEM PENGENDALIAN
Tidak ada sistem yang baik dan buruk , yang ada adalah suatu
desain system pasfit dengan lingkinagn bisnis yang dihadapi oleh organisasi.
Suatu system dengan lingkunagn tempat system tersebut digunakan untuk menjadikan
system tersebut efektif untuk menjalankan bisnis dilingkungan tersebut. Oleh
karena itu mendesain system pengendalian manajemen, karakteristik lingkungan
bisnis yang dimasuki oleh organisasi merupakan dasar untuk mendesain system
tersebut. Pendekatan penyusunan system seperti itu disebut Contingency
Approach.
Lingkungan bisnis ibarat suatu territorial, untuk
menjelajahi diperlukan suatu peta. Peat yang menggambarkan lingkungan bisnis
yang dihadapi oleh manajemen disebut paradigm the way we see the world.
Paradigm tertentu kta memandang dunia yang dihadapi, dan denagn paradigma ini
kita bersikap dan bertindak. Serta berdasarkan paradigma tersebut kita
mendesain system suatu alat yang kita digunakan untuk mengorganisasikan
berbagai sunber daya untuk mewujudkan system.
Setiap
sistem terdiri dari dua bagian: struktur dan proses struktur.
PENGENDALIAN
KEUANGAN
Laporan
keuangan
Laporan keuangan digunakan untuk menelusuri nilai uang dari
barang atau jasa yang masuk kedalam dan luar organisasi. Laporan memberikan
sarana untuk memonitori tiga kondisi utama keuangan,yaitu:
1.
Likuiditas yaitu kemampuan mengubah aktiva menjadi uang tunai agar dapat
memenuhi kebutuhan jangka pendek.
2.
Kondisi umum keuangan yaitu keseimbangan jangka panjang antara utang fan
kekayaan.
3.
Profitabilitas yaitu kemampuan untuk mendapatkan laba secara kurun waktu yang
panjang.
METODE
PENGENDALIAN ANGGARAN
Anggaran adalah laporan kuantitatif formal mengenai sumber
daya yang disisihkan untuk melaksanakan aktivitas yang telah direncanakan
selama jangka waktu tertentu. Anggaran dapat dinyatakan dalam bentuk uang yang
mudah digunakan dalam berbagai kegiatan aktivitas organisasi atau perusahaan.
Aspek keuangan dari anggaran dapat memberikan informasi secara langsung
mengenai modal dan laba. Anggaran juga dapat menetapkan standar prestasi kerja
yang jelas dan tidak meragukan untuk jangka waktu tertentu.
Proses
pembuatan anggaran dimulai ketika manajer menerima ramalan ekonomi serta
pemnjualan penjualan dan laba untuk tahun mendatang dari manajemen puncak,
bersama dengan jadwal kapan dengan pengukuran harus diselesaikan. Selama proses
penjualan anggaran ketika sumber daya tang terbatas milik perusahaan
dialokasikan, manajer mungkin merasa khawatir bawha mereka tidak mendapat
bagian yg adil.
Berbagai
macam anggaran
1.
Anggaran operasi
Menunjukan
barang dan jasa yang diperkirakan akan dkonsumsi oleh perusahaan selama periode
anggaran .
2.
Anggaran keuangan
Menyatakan
secara rinci uang yang akan dikeluarkan oleh perusahaan selama periode yang
sama dan darimana asal uang tersebut.
JENIS-JENIS
ANGGARAN
1.
Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit
penjualan yang diperkirakan akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode
yang akan datang. Pada umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah
unit yang dijual serta harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing
daerah penjualan yang ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan yang
disusun tersebut akan dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan perusahaan
dari penjualan produk serta jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang
dijual.
Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun
peramalah penjualan perusahaan dengan mempergunakan model yang paling sesuai
dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan. Beberapa model
yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran penjualan produk
perusahaan ini antara lain model tren pangkat tunggal, tren pangkat dua,
regresi, dan lain-lain.
2.
Anggaran Produksi
Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa
besar rencana penjualan untuk masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat
dilihat dalam anggaran penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah
tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk
akhir yang ada , maka anggaran produksi akan dapat disusun.
Di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan
dikenal penerapan dari pola produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam
pemilihan pola produksi untuk perusahaan, maka manajeen selayaknya
mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan dengan biaya –biaya
yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut memilih
salah satu dari pola produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi
ada tiga macam:
•
Pola produksi konstan
Merupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan
ke bulan adalah sama atau relatif sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan
produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan yang lain.
•
Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap
bulan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah
persediaan barang jadi adalah stabil atau tetap.
•
Pola produksi moderat
Merupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di
setiap bulan selalu mengalami perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar
perubahan penjualan produk yang ada. Perubahan penjualan produk akan diserap
secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah produksi dan persediaan barang
jadi. Manajemen perusahaan akan berusaha untuk mengadakan pemilihan pola
produksi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan
tersebut.
3.
Anggaran Bahan Baku
Apabila anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan
baku telah dapat disusun pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan
secara bertahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan
baku atau yang disebut dengan material usage rate.
Apabila tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui,
maka dengan mempergunakan data anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang
akan diproduksi selama satu periode) maka akan dapat disusun jumlah unit
kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian
diperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli.
Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit
kebutuhan bahan baku untuk proses produksi ditambah atau dikurangi dengan
selisih yang terjadi antara persediaan awal dengan rencana persediaan akhir
dari bahan baku yang akan dipergunakan tersebut.
Apabila persediaan awal bahab baku ternyata lebih besar dari
rencana persediaan akhir, maka besarnya pembelian bahan baku akan sama dengan
kebutuhan bahan baku untuk proses produksi dikurangi dengan selisih persediaan
awal dengan persediaan tersebut, begitu pula sebaliknya.
Dengan dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibeli ini maka
manajemen perusahaan akan dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang
diperlukan di dalam pembelian bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan
4.
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja
langsung dalam pengolahan produk. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah
tenaga kerja manusia yang ikut membantu penyelesaian produk. Anggaran tenaga
kerja langsung meliputi taksiran keperluan tenaga kerja yang diperlukan untuk
memproduksi jenis dan berapa banya kuantitas produk yang direncanakan dalam
anggaran produksi. Rumus yang digunakan untuk menyusun anggaran biaya tenaga
kerja langsung (BTKL) atau biaya tenaga kerja langsung standar (BTKLSt) sebagai
berikut : Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP
5.
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam
penyusunan perhitungan besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik
terdiri dari seluruh biaya yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
6.
Anggaran Persediaan
Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan
secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang. Pada
perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni
persediaan material, persediaan barang setengah jadi, persediaan barang jadi.
7.
Anggaran Biaya Non Produksi
Anggaran Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang
tidak termasuk dalam biaya-biaya produksi. Selain itu biaya non produksi ini
hanya sebagai penunjang kegiatan produksi sehingga tidak akan mempengaruhi penjualan
yang sudah dianggarkan dan kebutuhan persediaan.
8.
Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang
mengumpulkan laba sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan semua aktiva atau
modal yang dimiliki. Oleh karena itu dalam anggaran ini harus sangat teliti
dalam mengambil keputusan untuk menghindari kerugian yang sangat besar.
9.
Anggaran Kas
Anggaran Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan
saldo awal kas, ditambah kas masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran
kas yang diantisipasi, saldo kas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin
perlu dipinjam.
10.
Anggaran Rugi-Laba
Anggaran Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran
operasional seperti penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya
adminstrasi dan keuangan diringkas dalam laporan laba-rugi dianggarkan.
11. Anggaran Neraca
Anggaran Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo
akhir aktiva, utang, dan modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan
terlaksana dengan baik.
12.
Anggaran Perubahan Posisi Keuangan
Anggaran Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai
rencana perubahan aktiva, utang, dan modal perusahaan selama periode yang
dianggarkan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan.