TULISAN 2
BIN HOUSE (RUMAH BATIK)
IWAN TIRTA DAN BIN HOUSE


Iwan
Tirta (lahir
di Blora, Jawa Tengah, 18 April 1935 – meninggal di Jakarta, 31 Juli 2010 pada umur 75 tahun) adalah seorang perancang busana asal Indonesia yang sangat dikenal melalui rancangan-rancangan
busanannya yang menggunakan unsur-unsur batik. Batik rancangannya digunakan sebagai pakaian tradisional
yang dikenakan para kepala negara pada pertemuan APEC tahun1994.
Iwan yang memiliki nama
lengkap Nusjirwan Tirtaamidjaja lahir dari pasangan Sunda dan Minangkabau. Ayahnya, Mohamad Husein Tirtaamidjaja,
adalah mantan anggota mahkamah agung. Setamat dari Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Iwan mengambil gelar master hukum di Yale University, Amerika
Serikat, dan kemudian di London School of Economics.
Ketertarikannya
kepada batik muncul disaat Iwan menerima dana hibah dari John D. Rockefeller
the Third untuk mempelajari tarian keraton Kasunanan Surakarta. Sejak itu hingga akhir
hayatnya, Iwan mengembangkan batik khas Indonesia, mulai dari pendidikan batik,
penelitian hingga promosi ke mancanegara. Iwan juga mengembangkan filsafat
batik Indonesia.
Iwan
meninggal pada hari Sabtu pukul 8.30 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, dalam usia 75 tahun.
Sebelum meninggal, dia sempat dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo selama sekitar
10 hari. Iwan terkena stroke setelah mengalami komplikasi penyakit jantung,
ginjal, dan sesak napas.
Iwan Tirta dan BIN House Pamerkan
Koleksi Batik Elegan di Plaza Indonesia

Karya
dari dua maestro batik Indonesia, Iwan Tirta dan Josephine 'Obin' Komara dengan
label BIN House, bersanding cantik dalam event yang berlangsung di Plaza
Indonesia, Rabu (21/08/2013). Acara bertajuk Tribute to Indonesian Heritage itu
diadakan di Lamoda Cafe dalam rangka Hari Kemerdekaan Indonesia ke-68.
Koleksi pertama yang ditampilkan adalah dari Iwan Tirta private collection. Sang creative director, Era Soekamto, menampilkan ragam batik yang elegan sebagai pilihan untuk ke pesta. Misalnya saja batik dijadikan dress pendek dengan tambahan akaesori belt.
Koleksi pertama yang ditampilkan adalah dari Iwan Tirta private collection. Sang creative director, Era Soekamto, menampilkan ragam batik yang elegan sebagai pilihan untuk ke pesta. Misalnya saja batik dijadikan dress pendek dengan tambahan akaesori belt.
Adapun
gaun panjang berteknik layer dan draperi memakai warna biru yang cantik. Salah
satu gaun panjangnya hadir dengan teknik cut out di lengan dan sheer di bagian
dada. Koleksi Iwan Tirta juga menghadirkan beberapa kebaya modern yang dipadankan
dengan rok batik draperi bervolume.
Koleksi berikutnya yang ditampilkan dari BIN House. Obin sebagai creative director dan tim juga menghadirkan batik untuk ke pesta namun dikemas dalam gaya yang lebih kasual.
Kreasi BIN House terdiri dari 12 set, paduan atasan dan kain yang dibuat chic dan modern. Paduan Kreasi Obin cukup berwarna-warni. Sebagai contoh blus hitam tanpa lengan, dipadukan dengan kain batik oranye dan hitam sebagai bawahan yang matching dengan syal. Paduan ini juga menambahkan sabuk warna biru dan scarf hijau sebagai pemanis.
Ada lagi atasan bergaya kebaya modern tanpa lengan warna kuning, yang dipadukan dengan kain merah. BIN House juga menghadirkan beberapa aksesori seperti syal dan bolero dengan teknik unik yang disebut sang kreator adalah "jahit-jahit". Meskipun tampak berani bermain dengan warna terang, namun paduannya tetap cantik dan berkelas.
"Orang selalu bilang tradisi itu baku harus begitu dari dulu sampai sekarang harus gitu. Theres no such word as pakem. Pakem menurut saya the way it is. Manusia bergerak kita berubah jadi tradisi mengikuti budaya. Tradisi itu reinvented," tutur Obin menggambarkan konsep tradisi dalam karyanya, saat ditemui oleh salah satu media online.
"This what we've done today. Kain di Indonesia tuh bagusnya setengah mati, dan kami BIN House akan bawa kain Indonesia lebih jauh lagi. Baju-baju kayak gini yang bisa bikin cuma Indonesia. Obin cuma mau bilang I love indonesia," tutur desainer yang saat ditemui seusai show mengenakan blus putih dan kain biru.
Kreasikan 33 Motif Kain
Iwan Tirta Jadi Busana Siap Pakai
'The
Glory of Celebration' yang diadakan oleh Galeries Lafayette turut menghadirkan
koleksi dari maestro batik, Iwan Tirta. Meski telah meninggal dunia, namun
karyanya masih menginspirasi para desainer lainnya. Salah satunya adalah Musa
Widyatmodjo.
Musa mengolah koleksi Pusaka Nusantara Textile oleh Iwan Tirta, dan dipamerkan pertama kalinya, Kamis (18/07/2013) ini di lantai 1 Galeries Lafayette, Pacific Place, Jakarta. Dari kain-kain bermotif warisan nusantara milik Iwan Tirta itu, Musa mengkreasikannya menjadi pakaian siap pakai untuk pria dan wanita.
"Bedakan antara batik dan printing seperti ini. Ini bukan batik, namun terdiri dari berbagai motif yang berbeda. Ada 33 motif dari 33 propinsi Indonesia. Saya tidak membuat motif, hanya mengkreasikan. Namun kain-kainnya adalah koleksi almarhum Iwan Tirta," ujar Musa saat ditemui wolipop seusai fashion show.
Mantan ketua Asosiasi Pengusaha Perancang Muda Indonesia (APPMI) itu membuat kain-kain Iwan Tirta menjadi berbagai macam barang. Selain kain, ia berencana mengkreasikan kain-kain tersebut menjadi payung, tas hingga pulpen.
"Akan didistribusikan nanti di bandara-bandara Internasional di Indonesia untuk menarik para wisatawan terhadap keberagaman budaya kita," tambah Musa.
Desainer kelahiran 13 November itu menampilkan 33 set dalam pagelaran kali ini. Busana wanitanya, banyak menampilkan gaun-gaun berpotongan simpel namun tetap elegan. Ada juga atasan bermodel tunik yang kasual dipadukan dengan celana bahan ataupun jeans. Atasan itu dipercantik dengan scarf bermotif kain nusantara.
Sedangkan koleksi busana pria terdiri dari kemeja bermotif, dan atasan lengan panjang. Beberap scarf juga dipakaikan pada pria sebagai aksesori untuk menyempurnakan penampilan.
Musa mengolah koleksi Pusaka Nusantara Textile oleh Iwan Tirta, dan dipamerkan pertama kalinya, Kamis (18/07/2013) ini di lantai 1 Galeries Lafayette, Pacific Place, Jakarta. Dari kain-kain bermotif warisan nusantara milik Iwan Tirta itu, Musa mengkreasikannya menjadi pakaian siap pakai untuk pria dan wanita.
"Bedakan antara batik dan printing seperti ini. Ini bukan batik, namun terdiri dari berbagai motif yang berbeda. Ada 33 motif dari 33 propinsi Indonesia. Saya tidak membuat motif, hanya mengkreasikan. Namun kain-kainnya adalah koleksi almarhum Iwan Tirta," ujar Musa saat ditemui wolipop seusai fashion show.
Mantan ketua Asosiasi Pengusaha Perancang Muda Indonesia (APPMI) itu membuat kain-kain Iwan Tirta menjadi berbagai macam barang. Selain kain, ia berencana mengkreasikan kain-kain tersebut menjadi payung, tas hingga pulpen.
"Akan didistribusikan nanti di bandara-bandara Internasional di Indonesia untuk menarik para wisatawan terhadap keberagaman budaya kita," tambah Musa.
Desainer kelahiran 13 November itu menampilkan 33 set dalam pagelaran kali ini. Busana wanitanya, banyak menampilkan gaun-gaun berpotongan simpel namun tetap elegan. Ada juga atasan bermodel tunik yang kasual dipadukan dengan celana bahan ataupun jeans. Atasan itu dipercantik dengan scarf bermotif kain nusantara.
Sedangkan koleksi busana pria terdiri dari kemeja bermotif, dan atasan lengan panjang. Beberap scarf juga dipakaikan pada pria sebagai aksesori untuk menyempurnakan penampilan.
Mahakarya
'Tersembunyi' Iwan Tirta Dipamerkan di Museum Tekstil
Pembuatan
koleksi eksklusif itu kemudian diteruskan setelah Iwan Tirta wafat namun belum
ditampilkan untuk khalayak. Ini merupakan pameran pertama yang memperlihatkan
koleksi eksklusif tersebut dari sang maestro batik. Dalam pagelaran yang
diadakan selama lima hari, motif dan corak buah karya Iwan Tirta juga telah
dibukukan.
Selain itu, dibuatkan pula dalam bentuk foto serta video untuk mengabadikan karya-karyanya. Koleksi eksklusif Iwan Tirta juga memiliki ruangan sendiri. Demi menjaga hak ciptanya agar tidak dikloning, para pengunjung tidak boleh mengambil foto di ruangan tersebut.
Pameran ini berlangsung mulai 21-25 Juni 2014. Pagelaran terbuka untuk umum yang hanya dikenakan biaya masuk sebesar Rp 5.000. Biaya tersebut hanya untuk administrasi museum sedangkan pamerannya gratis bagi siapa saja yang ingin melihatnya. Musem Tekstil buka mulai pukul 10.00 sampai 17.00.
Selain itu, dibuatkan pula dalam bentuk foto serta video untuk mengabadikan karya-karyanya. Koleksi eksklusif Iwan Tirta juga memiliki ruangan sendiri. Demi menjaga hak ciptanya agar tidak dikloning, para pengunjung tidak boleh mengambil foto di ruangan tersebut.
Pameran ini berlangsung mulai 21-25 Juni 2014. Pagelaran terbuka untuk umum yang hanya dikenakan biaya masuk sebesar Rp 5.000. Biaya tersebut hanya untuk administrasi museum sedangkan pamerannya gratis bagi siapa saja yang ingin melihatnya. Musem Tekstil buka mulai pukul 10.00 sampai 17.00.
Sumber
:
http://hot.detik.com/read/2013/07/18/192359/2307430/233/musa-widyatmodjo-kreasikan-33-motif-kain-iwan-tirta-jadi-busana-siap-pakai?hd771104bcj
http://hot.detik.com/read/2013/08/21/183617/2336726/233/iwan-tirta-dan-bin-house-pamerkan-koleksi-batik-elegan-di-plaza-indonesia
http://hot.detik.com/read/2013/08/21/183617/2336726/233/iwan-tirta-dan-bin-house-pamerkan-koleksi-batik-elegan-di-plaza-indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar